Gue kaga’ ngerti. Akhir-akhir ini hidup gue banyak diisi ma orang-orang berkumis.
Bukan kumis kalem yang normal, tapi kumis-kumis yang brutal dalam mengekspansi wajah orang.
Pada mulanya dimulai dengan saat awal-awal gue masuk SMA..
Busyet, gue banyak menerima serangan kumis-kumis yang begitu menyolok mata tersebut.
Pertama, mantan temen sebangku gue yang dulu, Tony.
Padahal dia lebih muda dari gue, tapi tampang dia tuh Om-om banget. Dengan kumis yang tumbuh dengan binal diatas bibir, plus satu set janggut yang tumbuh merata, gue bertaruh para Senior bakal ngerasa keder kalo pengin ngerja’in anak yang satu ini.
Gue inget pas pertama kali gue ketemu sama dia. Saat kelas MOS, dia duduk didepan gue.
Saat itu kita para junior disuruh pasang pita di lengan baju.
Dia menoleh,
Tony: Eh, pasangin pita gue
Gue: . . .
Gue tercengang, dia minta bantuan dengan wajah gahar. Kumis lebat plus mata yang terlihat hitam bagai memakai maskara. Apalagi suaranya, seperti Bass yang Subwoofernya disetel rendah banget. Jelas gue ngerasa ketakutan. Laksana takutnya seorang anak yang hendak disunat.
Gue: . . .
Tony: Hei, bantuin pasangin dong.
Gue: E, e, eh, i, iya.. iya..
Dan gue memasangkan pita sialan warna ungu itu dengan perasaan horror yang mencekam.
Tapi, ternyata Tony anaknya termasuk golongan gue, Cengengesan tapi kalem. Oleh karena itu gue bersahabat sama dia sepanjang kelas 10.
***
Yang kedua, Guru gue di SMA yang berkumis extra lebat.
Walau berwajah garang, tapi beliau itu halus, penuh rasa pengampun (cari di Asma’ul Husna), dan sungguh sopan.
Sampe sekarang gue ngerasa hormat kepada beliau.
Soory ya Pak, saya cantumkan Bapak di sini...
Tapi beliau itu hebat, punya skill Legendaris : ‘Burning Big Bang’
Yang mana dapat meluluh-lantakkan satu papan tulis kosong menjadi penuh coretan tanpa sisa, non-stop !
Sekali diberi satu spidol yang tintanya penuh, maka keluarlah skill maha hebat yang tersohor itu.
Itulah dua orang yang kumisnya begitu dominan di pikiran gue.
Yang berikutnya ada guru-guru lain yang juga memiliki bulu berlebih (baca: kumis).
Dan temen-temen gue setuju untuk menyebut mereka (para guru dan temen gue yang berkumis) sebagai Brenks Brothers.
Selaen itu, gue punya niat tulus untuk mendirikan Fan Club yang anggotanya pria (dan wanita) yang memiliki kumis sebagai tempat berbagi pahit-manisnya sebagai pemilik kumis.
Nanti jika ada seseorang yang memiliki kumis yang tumbuh dengan penuh semangat dan agresif sehingga langsung menyatu dengan jambang di samping kuping, dan janggut seperti punyanya Bams Samson, plus 2 alis yang tebal dan dengan penuh sukacita bersatu bersama bagaikan ulat bulu panjang nemplok di dahi, maka orang itu pasti akan mendapatkan jabatan sebagai Ketua Fan Club seumur hidup tanpa diganggu gugat.
Namun tampaknya pemilik kumis tidak begitu memperdulikan benda hitam-panjang-lebat yang disebut kumis ini. Kenapa ? Karena gue sendiri juga punya kumis.
Cara Menghangatkan ASI dari Freezer yang Wajib Bunda Ketahui
7 bulan yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar