02 Oktober 2012

Update 23 : People Watching

Kegiatan kurang kerjaan yang baru-baru ini saya kenal adalah people watching, aktifitas yang mungkin tanpa disadari sering dilakukan oleh orang-orang, tapi hanya sambil lalu saja.

Intinya, untuk melakukan people watching itu kamu hanya butuh diam, mengamati seorang target yang sekiranya tidak sedang terburu-buru segera pergi dari sekitarmu dan mulai menarik kesimpulan mengenai segala informasi mengenai orang tersebut, tanpa melakukan kontak verbal.
Ya, memang sepintas mirip seperti profliling atau yang bahasa kerennya disebut "ngerasani'.
Bedanya, dalam people watching dilarang keras memasukkan unsur subjektifitas dalam proses menarik kesimpulan. No opinions, just facts ! Itulah sebabnya mem-people watching kerabat sendiri terkadang lebih sulit daripada orang asing.

Dalam proses penarikan kesimpulan tersebut,  digunakan kerangka berpikir deduksi.
Mulailah dengan pertanyaan mendasar hingga nanti terdapat fakta yang menarik perhatian dan menuntun kepada pertanyaan yang lebih mendalam.
Misalkan kamu sedang di bandara, cari seseorang, dan amati.
Apa yang orang itu lakukan ?
Bagaimana mood-nya ?
Apakah status sosialnya ?
Bagaimana pakaiannya, fashionista atau fashion nista ?
Apa pekerjaannya ?

Seringkali pakaian merupakan hal yang paling banyak memberi informasi tentang seseorang. Misal kantong celana yang menggelembung di kiri belakang tempat menyimpan dompet pria menunjukkan bahwa dia kidal, perhiasan yang berlebihan menunjukkan status sosial yang tinggi, dan lain sebagainya.
Area wajah juga memberikan banyak petunjuk, Ukuran dari mata yang kelopaknya membuka melebihi proporsi normal mungkin menunjukkan bahwa ia mengenakan contact lens, terutama jika irisnya berwarna mencolok. Facial hair juga menunjukkan sifat seseorang, berdasar pada apakah dia tipe orang yang peduli dengan penampilan atau tidak. Rambut atau janggut yang dibiarkan tanpa perawatan bisa saja menunjukkan betapa ignorant-nya orang tersebut.

Contoh lainnya, suatu pagi kamu melihat teman sekelas yang kamu kenal baik dengan kondisi penampilannya terkesan berantakan, padahal kesehariannya dia adalah orang yang selalu tergolong rapi. Mengapa bisa berantakan ? mungkin karena dia tergesa-gesa untuk segera berangkat. Mengapa tergesa-gesa ? bisa saja malam sebelumnya dia kurang tidur dan terlambat bangun. Mengapa kurang tidur ? nah, mulai dari sini pertanyaannya mulai menjadi 'dalam" karena banyaknya kemungkinan yang ada dan oleh karenanya dibutuhkan informasi tambahan untuk meneruskannya. Info tambahan bisa didapat jika mendengarkan percakapannya, atau bertanya secara langsung kepadanya dan otomatis menghentikan kegiatan people watching karena ada kontak verbal secara langsung.

Menurut pendapat pribadi, people watching bisa melatih kemampuan memilah objektivitas dan subjektivitas, meningkatkan environtment awareness, dan bisa menjadi cara bagi mereka yang pemalu ataupun anti sosial untuk mulai meningkatkan keberanian sosialnya. Yang jelas, dengan melakukan kegiatan ini bisa melatih kepekaan seseorang hingga hal-hal yang mendetil sekalipun.

Tapi ya itu tadi, jika tidak bisa memisahkan subjektifitas dan kurang peka , bisa-bisa yang sering terjadi adalah menggeneralisasi seseorang dan hasil interpretasinya malah menjadi salah 100%.
Setidaknya ketika kita sedang bosan, people watching bisa menjadi bahan hiburan, dan menghindari
adannya "mati gaya" kan ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar